Hari ini aku menulis ; "Realistis hanyalah persoalan waktu," juga "Kita abadi yang fana itu waktu." Dan apa yang terjadi? Aku tidak tahu, tolong jangan tanyakan itu lagi padaku. Bagaimana mungkin aku berpikiran seperti itu? "Menjijikkan sekali." Mungkin hatiku terbuat dari kapas yang kau pakai untuk membersihkan debu di wajahmu, agar kau terlihat cantik. Lalu kau masih mempertanyakannya dengan air muka manis itu; "apakah aku terlihat cantik..?"  "ya ampun... ah kau bodoh atau idiot sih...?" Pikirku. Tentu saja aku tahu bahwa kau tampak cantik, kau baru saja membersihkan wajahmu dengan kapas itu, kau menggunakanku untuk membersihkan wajahmu. Jangan gunakan lipstik itu, atau riasan apapun! kecuali itu kau lakukan sebab kau merasa, ada lubang-lubang rahasia di wajahmu yang bisa menyingkap semua kerahasiaan manusia, dan kejahatan kemanusiaan, atau mungkin mengancam masa depan keadilan dunia.

tidak.. tidak.. realistis bukanlah persoalan waktu. kepengecutan si pendusta yang memalsukan realitas dengan ideal-ideal-lah, yang menjadikan realitas seakan menjadi kutukan bagi individu-individu dungu. menjadikannya seperti apa yang tidak seharusnya, padahal realitas adalah yang seharusnya ada. realitas adalah apa yang sudah ada tetapi tidak di inginkan oleh manusia, unutuk mengadakan ideal-ideal atau model-model yang ia kehendaki, semacam pengingkaran kebenaran. realitas adalah dirinya yang dipinggirkan, untuk menjadi manusia model lain. dirinya sendiri, diri si manusia itu yang tidak diterima olehnya. yang kini telah menyeluruh dan dengan sempurna menyerang konstruk berpikir semua manusia modern.

Komentar

Postingan Populer