cerpen bermain sepak bola

nona,
kau bisa tengok luar kamarmu dari jendela saja,
tak perlu kau keluar dari kamarmu yang suci itu,

   kau bisa lihat nona
   kota tak pernah sepi

   di indahnya rangkaian angkasa jogjakarta
    bertebaran begitu banyak bunga-bunga api 

 bahkan saat kali ini
 saat aku ada di pantai dan laut sendiri

      maka kapan-kapan kau harus ikut aku
      berkendara di tengah macetnya hidup dan panas matahari
      menuju laut ini,

nona, buka mata!!!
jangan hanya buka jendela saja,
lampu mercuri di jalanan sana sudah kabarkan kepada kita,
bahwa dari kita sudah ada yang mereka curi,

     lihat nona!!!
     matahari melepas panasnya di tengah hujan di kampung kita
     matahari melepasnya membuat tanah di ladang kita tak bisa berbunga

nona, adik-adik kita lebih menganggap bunuh diri menyenangkan
daripada bermain layang-layang di tanah lapang kita,

lihat nona!!!
cinta itu asinya air laut dan keringat ibu bapa kita,
cinta itu pengorbanan nona
cinta itu berjuang eee nona

    bukan hanya tentang rindunya laki-laki dan perempuan yang di tahan-tahan saja,
    cinta itu tentang bagaimana caranya kita berjuang menghilangkan panasnya kenang di kening adik-adik kita nona
cinta tanah dan kampung halaman kita itu eee ...
cinta itu jangan biarkan desamu dihapus dari google maps dan diganti bandara atau tempat hiburan

kita punya raga ada di jogja
tapi kita punya hati harus untuk desa dan kampung halaman kita
tempat bapak dan ibu kita menanti kita di rumah 

bukan untuk lelaki atau siapapun yang tak jelas dari mana datangnya .

Dan setelah kau hanya diam melihatku marah - marah,

Maka izinkanlah aku mencium kupu -kupu yang keluar dari matamu.